Film ini merupakan hasil karya anak bangsa yang berhasil ditayangkan di Cannes di tahun yang sama, yaitu 1998. Disutradarai oleh Garin Nugroho dan diproduksi oleh Christine Hakim, Daun di atas Bantal menceritakan tentang masyarakat Indonesia yang terlupakan dan yang terpinggirkan bak debu ke ujung ranjang, menggambarkan keadaan negara pada saat
Trailer Indo7 72 subscribers Subscribe 5K views 4 years ago Weekly classic trailer from Indonesian cinema Legends. Daun di Atas Bantal (released in English as Leaf on a Pillow) is a 1998 Indon Film Daun di Atas Bantal bercerita tentang anak-anak jalanan dan dimainkan ole h anak-anak jalanan itu sendiri dan banyak mendapatkan penghargaan dari luar negeri. Shooting film Daun di Atas Bantal berlangsung tahun 1997 di Yogyakarta, tetapi akibat krisis ekonomi di Indonesia maka akhirnya diselesaikan di Australia dan dana penyelesaian datang Perawan DI Sektor Selatan, Pengkhianatan G 30 S PKI, Kereta Api Terakhir, Loro Jonggrang, Sebelum Usia 17, Joe Turun ke Desa, Hatiku Bukan Pualam, Gita CInta Dari SMA Daun Di Atas Bantal. Spoiler for COVER: Christine Hakim - Cut Nyak Dien. Spoiler for COVER: Christine Hakim & Deddy Mizwar - Irisan Irisan Hati. Abstract This study is based on qualitative research methods approach the text with the level of semiotics, the purpose of this study to uncover the ideology of the film by Garin Nugroho who use etetika high art and the construction of cultural anthropology exotic Indonesia. Hasi research shows that the ideology of resistance which manifests itself in the film 'Daun di Atas Bantal
Menurut Ong, Roedjito terlibat dalam produksi film Daun di Atas Bantal sehingga dirinya bisa belajar banyak kepada sang maestro. Dari Roedjito pula, Ong mengaku belajar bahwa seni harus terus hidup dan berkembang. "Pak Roedjito sering bilang, orang itu jangan berhenti berpikir. Kita mungkin sudah memikirkan satu ide, tapi ketika dieksekusi
Film ini sarat muatan politis seperti Daun di Atas Bantal (1998), tetapi dikemas dengan pendekatan yang lebih ringan menyerupai filmografinya yang lain, Rindu Kami Padamu (2004). Di beberapa daerah dengan kultur agamis seperti di Banjar, memang masih jamak ditemukan kelompok masyarakat yang fanatis terhadap tokoh-tokoh berpenampilan islami.
Ozy9Z.
  • qr4m6aahfa.pages.dev/191
  • qr4m6aahfa.pages.dev/353
  • qr4m6aahfa.pages.dev/136
  • qr4m6aahfa.pages.dev/145
  • qr4m6aahfa.pages.dev/230
  • qr4m6aahfa.pages.dev/315
  • qr4m6aahfa.pages.dev/280
  • qr4m6aahfa.pages.dev/267
  • qr4m6aahfa.pages.dev/32
  • daun di atas bantal